Menjaga Angklung Sebagai Warisan Budaya Dunia

Angklung merupakan salah satu karya budaya yang memperoleh pengakuan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Namun agar pengakuan itu tak dicabut, kelestarian angklung harus dijaga. Karena tentu UNESCO tersebut tak sembarangan dalam memberikan pengakuan.

Ada hal-hal yang harus diperhatikan agar angklung tetap terjaga eksistensinya dan tetap berpredikat sebagai warisan budaya dunia.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nunung Sobari, angklung tidak boleh diproduksi secara massal. “Pembuatan angklung secara massal itu tidak mengedepankan kemampuan seni. Padahal angklung harus dibuat secara manual dengan kemampuan kreatif,” katanya.

Selain itu manfaat angklung di tengah masyarakat harus senantiasa terlihat, angklung harus aktif untuk tampil pada berbagai pertunjukkan seni. Hal tersebut harus diupayakan bersama baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Disparbud Jawa Barat akan menggalakan gerakan cinta angklung (GCA). Gerakan ini akan berlangsung di salah satu kabupaten selama beberapa hari. Dalam kegiatan tersebut bukan hanya pagelaran yang dilakukan tapi juga ada workshop dan seminar.

Nunung sadar betul untuk membudayakan angklung butuh waktu panjang bukan sehari dua hari. Karena itu dia mengharapkan kegiatan seperti GCA yang merupakan pembinaan dan pelestarian angklung dapat berkelanjutan dan menjadi kegiatan rutin. “Kita tidak boleh cepat berpuas diri akan pengakuan yang ada.”

Selain GCA terdapat pula kegiatan parade seni budaya yang diantaranya menampilkan angklung.

Untungnya Jawa Barat memiliki Saung Angklung Udjo (SAU) di mana angklung dibuat manual. “Jangan sampai angklung dibuat dengan mesin,” tambahnya.

Nunung mengharapkan dalam GCA diperlihatkan cara membuat angklung agar anak muda dapat mengapresiasi.

Selama ini menurut Nunung tidak ada hambatan dalam mempopulerkan angklung. Angklung bisa dikembangkan oleh masyarakat dan saat ini di sekolah ada ekstrakulikuler.

Jawa Barat juga memiliki batik yang sudah diakui sebgai warisan budaya dunia oleh UNESCO. “Setiap kabupaten atau kota di Jawa Barat sudah memiliki batik dengan kekhasnya masing-masing,” kata Nunung.

Disparbud Jawa Barat menjaga aktivitas batik salah satunya dengan memasyarakatkan batik pada waktu tertentu. Untungnya Nunung melihat batik sudah melekat di tengah masyarakat, terbukti dengan banyaknya perusahaan yang mewajibkan karyawan mengenakan batik pada hari-hari tertentu. Begitu juga di kalangan institusi pendidikan. Seragam siswa dan guru dengan kain batik sudah tak asing lagi.

Menurut Nunung dengan adanya pengakuan batik dari UNESCO dapat menghidupkan semangat dalam memakainya.

Nunung mengatakan pihaknya sedang memperjuangkan agar kujang dan kendang juga bisa mendapatkan pengakuan UNESCO. “Namun langkah-langkahnya cukup panjang untuk menuju ke sana.”

Kujang menurutnya bukan hanya sebagai senjata tapi juga sudah termasuk bagian dari ritual dan jati diri masyarakat Jawa Barat. Saat ini kujang sedang diperjuangkan melalui HAKI untuk mendeklarasikan bahwa senjata tersebut milik Jawa Barat.

Nunung optimistis kujang dapat meraih pengakuan UNESCO jika sering dipergunakan oleh masyarakat. Apalagi kujang memiliki falsafah sangat tinggi bagi masyarakat Jawa Barat.

Mengenai kendang, alat musik ini sudah populer tak hanya di Jawa Barat. Jika mengambil istilah Nunung, “sudah meng-Indonesia”. Berbagai pagelaran musik menampilkan kendang. Seperti halnya kujang, kendang juga sedang didaftarkan ke HAKI.

“Mudah mudahan dengan demikian secara positif diakui dan dapat mengantisipasi agar keduanya tidak diklaim negara lain,” ujarnya.

Disparbud Jawa Barat juga harus melakukan inventarisir sejarah alat musik tersebut dan mengumpulkan bukti-bukti sejarahnya. “Semua menjadi tahapan yang harus dilalui. Mudah-mudahan ke depan bertambah penghargaan UNESCO,” tambah Nunung

 

(Source : http://bandung.bisnis.com/read/20120831/34243/231695/menjaga-angklung-sebagai-warisan-budaya-dunia)

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search